Siapa yg tidak
mengerti gunung ini, gunung yg tampak gagah dan indah kalau dilihat dari
surabaya. Walaupun lokasi gunung ini antara pasuruan, mojokerto,
malang.
Cerita ini dimulai dari ajakan teman-teman saya mengadakan perkemahan untuk mengisi libur sekolah kelas 12 jaman saya masih STM. sebelum hari H kita mulai persiapan untuk alat dan logistik yang harus dibawa, dimulai dari mencari persewaan tenda dan mencari makanan pokok ke pasar. menurut saya ini sedikit rencana yg gila, karena kita belum pernah mengenal sebuah gunung apalagi mau berjalan sampai puncak.
Sebenernya kita
janjian berangkat bareng bareng dari sore, tapi karena saya masih ada di
malang lagi jalan jalan sama seorang teman dan tas saya ada dirumah
sidoarjo jadi saya harus balik dulu ambil tas. Teman teman sudah di pos
perizinan dari sore, sambil menunggu saya, mereka dapet wejangan dari
sesepuh ( tidak tau namanya,nih filmnya).
Selepas
magrib saya baru sampe dan bergabung dengan mereka. Kami mengurus
perizinan dahulu. Padahal arjuno lagi ditutup karena badai, ya kita
alibi cuma sampe pos 3 πΉ Setelah isya baru kita memulai perjalanan
mendaki gunung arjuna. 5 menit berjalan kami masih semangat semua,
bercanda, bernyanyi dan tertawa. Tapi setelah itu "break" teriak salah
seorang teman. "minum", "pegel", "aku wes ga kuat", "dengkulku wes ra
sanggup" dan banyak lagi ocehan dari teman teman. Ya kita baru pertama
mendaki gunung, belum tau medannya seperti apa. Sedikit demi sedikit
selangkah demi selangkah kami lalui dengan saling memberi motivasi, gak
lama kami baru sampe pos 1 "pet bocor". Tak kira sudah sampe terus buka
tenda dan istirahat ternyata belum π Setelah berjalan 4 jam melewati
pepohonan dan semak, akhirnya kami sampai di pos 2, tepatnya pukul 23.00
disini tujuan pertama kami untuk bermalam. Ternyata di pos 2 ada
warung, lumayan lah untuk mengisi perut dengan gorengan dan teh hangat.
Setelah kenyang, kami saling membantu mendirikan tenda, dulu masih belum
pake tenda dome, tapi masih pake tendanya anak pramuka yg gede π
masak air |
pos 2 |
Setelah semalem
kita istirahat, paginya kita masak bersama dengan menu tahu tempe
goreng. Nikmat kalau makannya rame rame. Jam 08.00 setelah kita
mempacking tenda dan peralatan kita mulai perjalan menuju pos 3. Disini
kita berjalan bareng dengan banyak rombongan, ada dari anak kecil sampe
kakek kakek tua. Sepanjang perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan
hijau yg begitu menawan dan ditemani kabut tipis yg begitu menyejukan,
dan sebenarnya saya penasaran dengan bunga abadi katanya ada disini,
saya selalu bertanya ke orang orang mana yg bunga abadi. Karena jujur
ini pertama kali saya melihat edelweiss π³
pos 3 pondokan |
mungkin sekitar 6 jam kami baru sampai di pos 3 (pondokan) kita rehat
sejenak sebelum membuka tenda dan ketemu dua orang anak hilang dari
stemba, katanya baru turun dari gunung. Gilanya mereka ga pake tenda
tapi cuma pake jas hujan ala ala survival π
. Mereka kami ajak untuk
ikut ngecamp bareng kami. Di siang hari yg berkabut dan kadang hujan
gerimis kami membagi tugas untuk mencari kayu bakar, mendirikan tenda
dan memasak (dulu kita belum punya kompor, jadi pake parafin dan kayu
bakar) setelah hari sudah semakin gelap akhirnya kami beristirahat
untuk menjaga stamina agar fit saat summit esoknya.
kebersamaan di tenda |
Matahari telah
terbit, embun embum membasahi rumput, dan kami akan bersiap melanjutkan
perjalan ke puncak. Sayang ada dua teman kami yg tidak bisa ikut muncak,
karena keadaan fisik yg ga kuat. Waktu menunjukan pukul 06.00 pagi
tidak lupa doa kami panjatkan untuk keselamatan kami. Setelah hampir dua
jam berjalan, kami melewati sebuah lembah nan cantik, lembah kidang
namanya. Selain cantik, banyak orang disini bilang kalau lembah ini
terkenal horor.
ini cover ala boyband |
Setelah berfoto kami melanjutkan perjalanan, waktu itu
kabut cukup tebal sehingga kami terpisah. Mencoba berteriak untuk
mendapat jawaban ternyata tak mudah. Dengan persedian air juga yg
menipis, sehingga ditengah perjalanan air hujan pun menjadi minuman.
Kami berjalan mengikuti jalan, melewati sebuah kuburan para pendaki yg
telah gugur, akhirnya setelah 5 jam kami berjalan kami sampai di puncak.
Puji syukur kami panjatkan, ini pertama kalinya saya berdiri di puncak
gunung. Setelah berfoto kami memutuskan untuk turun, karena kabut juga yg tak
usai hilang.
puncak dengan kabutnya |
Saya berjalan mengikuti rombongan lain, setelah 2 jam saya
sampai kembali ke tenda bersama beberapa orang, tapi tidak dengan teman
teman yg lain. Sudah 3 jam saya dan beberapa orang menunggu di tenda
dengan masakan yg sudah siap mereka tak kunjung muncul. Rasa khawatir
mulai menyelimuti, untung sebelum petang mereka sudah terlihat di tenda,
alhamdulillah. Ternyata mereka tersesat di limbah kidang π’
Sebenarnya ada rasa sedikit kecewa, teman kita yg tidak ikut muncak
ternyata memutuskan untuk turun dulu, tanpa pamit dan alesan yg jelas.
Setelah malam datang, dan hawa dingin yg menyelimuti tenda terjadi
perdebatan kecil diantara kami semua, kebetulan malam itu malam tahun
pergantian tahun. Sebagian teman merasa kedinginan, sebagian merasa
kelelahan. Akhirnya keputusan harus diambil, kita turun menuju pos 2 di
malam hari. Dengan tubuh yg menggigil dan rasa lelah kami berjalan di malam yg
begitu panjang. Tepat sebelum pukul 00.00 kami sampai di pos 2.
Alhamdulillah bisa menikmati akhir tahun dengan view kembang api dari
kota kota cantik di bawah. Biasa di pos dua langsung makan gorengan untuk mengisi perut yg sudah keroncongan πSetelah pesta kembang api, kami tertidur di warung penjual gorengan haha sudah capek ndiriin tenda -_-
dengan rombongan balung tuek |
Saat pagi sudah mulai datang lagi, kami bergegas untuk melanjutkan
perjalanan turun ke bawah menuju pos perizinan, maklum sudah 3 hari
hidup di gunung, sudah rindu juga sama pelukan pacar *ehh
Tepat jam 12 siang kami tiba pos perizinan. Sungguh pengalaman yg luar
biasa bagi kami semua. Penutup dan pembuka awal tahun yg begitu
istimewa.
juru kunci |